Sunday, January 04, 2009

PALESTINE..PALESTINE..


Kematian adalah hal yang paling dekat dengan Palestina setelah keluarga


Kita belum mengalaminya, kita belum merasakannya. Tak perlu menunggu untuk orang Palestina agar menjadi seperti ini...


Dua sahabat, dua penjahat, satu target.

11 comments:

Setya Nurul Faizin said...

jika aku dilahirkan di Palestina,,
jika aku tinggal di Palestina sekarang,,
jika aku,,

perang
bubuk mesiu
kematian
bau darah
huru hara
kematian
kegetiran
tegang
kematian
mayat
derita
kematian

begitu dekat kematian,,
begitu lekat tangan-tangan 'izrail, bersiap merengkuh nyawa demi nyawa,,

masih bisakah ku berpikir:
sandang
pangan
hiburan
seni
tawa
kreasi
pendidikan
cinta

-------

Tuhan masih ada
Ia akan selalu ada
dan ya, tiada daya
akal kita menerka-nerka
dan tidak semestinya
(bukankah itu esensi aqidah?)

Dia tahu sesuatu di balik
tragedi panjang Israel-Palestina
tidak demikian kita

bukan pula tugas kita bertanya
di mana Tuhan berada?
seperti menanyakan
di mana iris mata kita?

tugas kita hanyalah
menyertai saudara-saudara kita
di tanah gersang Palestina
dalam
hangat senyum sapa
bala bantu harta benda
sandang pangan segala rupa
sukarelawan tenaga
dan pasti, do'a do'a

agar tak sempat mereka
menanyakan Tuhan di mana
meragukan Tuhan ada

Setya Nurul Faizin said...

horrree!! congrats zack,, wahhh,, senengnya,, dapet kaos, tas, pin gratis,,
ak kyknya blm ada jalan menang di lomba-lomba penulisan,,
hfff,,
tapi 'belum' bukan berarti 'tidak' kan??
selamat ya,,
makan-makan!!!
makan-makan!!!
makan-makan!!!
:-D

Zakky Rafany said...

Hmmm..dua ekspresi yg berbeda. Di comment pertama kau begitu pilu. Tapi di comment kedua kau begitu girang...

Antara perang, kesedihan, dan makan memang tak bisa dipisahkan. Karena perang dan sedih hanya menguras tenaga. Jalan terbaik adalah makan
:p

Shanty Mahanani said...

Aku paling nggak kuat lihat anak kecil menderita...!

Shanty Mahanani said...

Apalagi lihat air mata orang tuanya...!

Zakky Rafany said...

Hmmm...pastinya mbak. Siapapun yg lihat pasti nggak bisa bilang itu perbuatan terpuji.

Perang melahirkan korban, korban melahirkan dendam, dendam diwariskan, dan warisan tersebut pastinya kebencian. Ujung2nya perang lagi. Terus seperti itu...

'Senjata' yg saya miliki hanya doa dan tulisan. Ada yg mau menambah amunisi?
:p

Setya Nurul Faizin said...

karna aku gag mungkin ketawa dan girang di tanah palestina,,

dan murung apalagi jengkel melihatmu bahagia,,

karna memang keduanya berbeda,,

kan??

sungguh hati manusia memang mudah sekali ber-bolak-balik,,

hehhehee,,

zak, mana lebih berarti??
mengikuti kata hati, tapi menyakiti orang lain,,
atau 'membahagiakan' orang lain, tapi menyakiti hati sendiri,,
??

Dluha Mutammimah said...

hmmm.. Amerika segitu jahatnya yah?
aku sendiri bingung, kok Amerika begitu yah? apatis seolah ngga mau tau, padahal banyak orang berharap Amerika lebih baik, setidaknya setelah Obama terpilih.

Zakky Rafany said...

@ Jan Phaiz:
Andai saya bisa menentukan, saya akan mengikuti kata hati dan membahagiakan orang lain. Namun, itu sebuah pilihan. Dalam ekonomi pilihlah yang resikonya minimal. Tapi lebih penting lagi kau harus memilih daripada tidak punya pilihan sama sekali.


@ T'Duha:
Sebenarnya bukan Amerika yang jahat, tapi pemerintah Amerika. dan yang perlu kita sadari bahwa lobi yahudi di sana kuat. Saya tak mau terus-terusan menyesal dan menangis lihat cuplikan Palestina. Ini menandakan bahwa kita harus lebih kuat dari segi apapun, jangan mau terus dijajah. Bukankah ide berdirinya negara Yahudi (Israel) dimulai oleh seorang Jurnalis (Katakanlah penulis)? Mungkin kita masih ingat siapa itu Theodore Herzl?

Shanty Mahanani said...

Lega, perang berakhir..!

Shanty Mahanani said...

(^_^)