Tuesday, January 27, 2009

Komputerku Mati Suri


Bisa kembali melakukan aktifitas seperti biasa, bisa menulis lagi setelah sekian lama terganjal masalah komputer, bisa kembali menikmati waktu normal dan kehidupan normal dengan komputer—walaupun sebenarnya kita diperbudak oleh alat ini.seolah bernapas lega, bagai tawanan Palestina yang disekap oleh serdadau Isra(h)ell (saya lebih suka menggunakan kata ini) selalama berbulan-bulan. Ah, reguk kebahagiaan itu!
Setelah sekian lama, sekitar dua minggu lebih komputer di rumah saya ngadat, entah apa masalahnya, saya terpaksa kembali ke habitat semula: warnet. Saya harus menyesuaikan budget dengan lamanya waktu browsing. Saya juga tak bebas download atau upload, karena bandwtih-nya selalu crowd. Dan masih banyak lagi ‘penderitaan lain dari kebiasaan’ yang selama ini saya jalani.
Ternyata benar. Internet telah menjadi sebuah kebutuhan, langsung atau tidak. Untuk sekedar melihat profil fs atau fb, melihat status cewek pujaan, berkirim comment, atau yang high level semisal internet marketing.
Kembali lagi pada masalah komputer saya yang mengalami NDE (Near Death Experience) alias mati suri. Gejala-gejala yang timbul seperti ini:

- Timbul bunyi yang tidak diinginkan. Seperti Rrrrrtttttttzzzzz….. ketika komputer pertama kali dinyalakan.
- Setelah itu, komputer kejang-kejang untuk waktu beberapa menit sebelum masuk windows. Tanda komputer mengalami kejang-kejang dapat dianalisis dari bunyi yang mirip seperti angin di Padang Pasir. Wuing…wuing…Swing… Ya, kira-kira seperti itu (andai komputer bisa ngomong, gw nggak mesti nulis panjang lebar di sini! Haha..)
- Ketika sudah masuk jendela windows, komputer memerlukan waktu yang lama untuk langsung digunakan. Seolah komputer saya harus beristirahat dulu selama beberapa menit atau loading. Entah faktor umur atau memang DNA komputer ini punya penyakit bawaan.
- Setelah itu, baru bisa digunakan.

Nah, seperti itulah kronologisnya. Namun, itu baru gejala-gejala menghadapi mati suri. Istilah kerennya mah pra-NDE. Dan sekitar seminggu yang lalu, komputer saya benar-benar mati suri. Maksud saya begini, komputer saya hidup tetapi tak bisa beroperasi. (Oh, itu namanya pingsan alias koma. Bukan mati suri. Tapi biarlah, tanggung ditulis mati suri hehe...).
Komputer saya nyala, tapi di layar tidak terpampang apa-apa. Dan anehnya lagi, waktu itu komputer saya hanya bisa normal jika dinyalakan pada pukul 19.30 atau setengah delapan malam. Di luar jam itu jangan harap komputer saya mau hidup. Mungkin bisa nyala, tapi monitor tak akan mengeluarkan apa-apa selain no signal.
Masalah semakin rumit ketika adik saya harus mengerjakan tugas IPS dan print banyak tugas. Atau ketika saya harus menyelesaikan seabrek tugas UAS. Dan bibi saya harus membuat surat ini-itu demi kelancaran organisasi. Maka dengan kematian suri komputer yang menjadi ’tulang punggung’ saya ini (maksa) otomatis aktifitas kami semua lumpuh. Kami tidak mungkin untuk membajak laptop ayah dan ibu kami. Karena folder-folder penting ada di komputer ini.
Akhirnya, dengan tenaga yang yang tersisa komputer tersebut benar-benar say goodbye. Mau jam berapa juga monitornya nggak bisa nampilin gambar. Terus-terang saya sebagai pemakai nomer satu komputer ini merasa terharu. Kok cepet banget ya komputer ini jadi almarhum?
Maka saya menganalisis beberapa kemungkinan. Pertama, VGA rusak. Kedua motherboard rusak (untuk yang satu ini saya sangat tidak menginginkannya). Ketiga, power supply. Keempat stabilizer ngadat.
Setelah dioprek sana-sini, diambillah kesimpulan bahwa kipas dan power supply mengalami kerusakan. Suara-suara nggak enak tersebut berasal dari kipas. Lalu power supply juga memang rusak. Maka ibu saya membawa CPU ke kantornya. Beliau mempunyai teman yang bisa ’menghidupkan’ kembali komputer yang mati suri. Saya pasrah saja.
Beberapa hari kemudian komputer tersebut telah benar-benar ’hidup’. Saya sangat berbahagia sampai nangis darah. Akhirnya hari itupun tiba, hari dimana komputer saya kembali normal. Hal ini akan berimbas pada kehidupan saya yang sebelumnya mengalami dependency syndrome terhadap komputer.

Pesan dari ibu: Jangan hanya sekedar jago main komputer, harus jago juga benerinnya!


Gambar dari: ririahzareza.files.wordpress.com

7 comments:

Shanty Mahanani said...

Makanya jarang beredar, ya...!

Setya Nurul Faizin said...

betul-betul (dengan gaya upin dalam "ipin dan upin")

tumben tulisannya santai dan ringan,,
kayak radit aja,,

tapi dari kronologi yang kmu tulis si,, udah bisa ketauan,,
pasti kipas tuh kalo pas dinyalain langsung ada bunyi-bunyian aneh,,

yahh,,
selamat deh,,
untuk dua hal:
1. untuk diterbitkannya bukumu (oh ya, aku kemarin udah sempet pegang bukunya dan hampir menyerahkannya ke kasir,, sebelum aku ingat kalau budgetku ternyata ngga cukup karena dipakai untuk yang lain,, maaf ya,, tapi aku udah buka-buka kok bkunya,, ^_^)
2. untuk komputer yang telah kembali dari mati suri,, coba diwawancarai,, siapa tahu dapet pengalaman ghaib kaya ketemu malaikat atau sempet liat orang disiksa di alam kubur,, ~_~

Zakky Rafany said...

@ Shanty
Iya nih mbak. Walaupun komputer sudah sehat sediakala, tp skrg koneksinya yg eror. Pusing aq hehe...


@Jan Phaiz
Iya, saya lg kena influence Raditya Dika. Saya jg bingung haha...
Thankyu Jan atas ucapanxa. Tp saya sangat berterima kasih sekali lg kalau kamu membelinya hehe..(just kidding) :D

Shanty Mahanani said...

Welcome back!

igha said...

mending ganti aja rak wes kompinya...
hehe

Zakky Rafany said...

@ igha:
Iya nih mbak,,kykxa mesti ganti sama laptop heuheu..

LOVELYZ TRILOGY said...

ok gan
solder uap