”Hari ini, aku sebagai rakyat Indonesia mengakui bahwa sesungguhnya Indonesia itu hebat. Indonesia terlalu tangguh untuk ditaklukan. Indonesia terlalu kuat untuk dilemahkan. Aku bangga menjadi orang Indonesia dan aku tidak malu lagi menjadi orang Indonesia. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan masalah teknis akan dibahas kemudian.”
Bandung, 17 Januari 2007
Atas nama diri sendiri
Pertandingan Singapura vs. Indonesia sangat menegangkan. Di babak awal, timnas kita harus rela ditekan sedemikian rupa. Barisan pertahanan Singapura yang solid membuat timnas sangat sulit menembus rapatnya pertahanan. Sementara itu, beberapa bomber Singapura terus menekan dari setiap sudut. Alam Shah dan Indra beberapa kali membuat kerepotan barisan pertahanan Indonesia. Otomatis, 20 menit babak pertama berjalan, posisi kita terus terjepit.
Petaka terjadi pada menit kelima belas ketika kiper Indonesia menjatuhkan striker Singapura Alam Shah di kotak penalti. Sang algojo Alam Shah akhirnya mengeksekusi penalti tersebut. Kedudukan pun berubah menjadi 1-0 untuk keunggulan tuan rumah Singapura.
Keadaan ini membuat para pemain Indonesia harus berusaha sekuat tenaga untuk bisa lolos ke putaran selanjutnya. Mau tidak mau timnas kita harus menang atas Singapura karena perbedaan selisih gol, walaupun dari segi perolehan poin Indonesia dan Singapura sama-sama mengoleksi jumlah poin yang sama. Ini sangat sulit bagi tim sekelas Indonesia. Apalagi dengan keadaan teringgal 1-0 dari Singapura.
Setelah 20 menit berjalan, tanda-tanda perubahan itu muncul. Timnas seakan-akan menemukan bentuk permainannya. Umpan satu-dua dari kaki ke kaki sangat pas diperagakan. Koordinasi lini tengah dengan sayap terbangun sangat apik. Serangan yang dibangun beberapa kali membuat Singapura seakan kebakaran jenggot. Dan belum lama berselang, gol balasan dari Ilham Jaya Kesuma bersarang di gawang L Lewis. Kedudukan berubah 1-1.
Keadaan ini membuat semangat timnas semakin membara. Dengan dukungan pengalaman dan teknik individual, Zaenal Arif cs. Seakan tak henti menggempur pertahanan Singapura. Beberapa peluang emas sempat membuahkan gol. Namun sayang beberapa tendangan yang mengarah ke gawang Singapura kurang bisa dimanfaatkan dengan baik sehingga tidak membuahkan gol.
Tekanan Indonesia terhadap Singapura mengalir deras. Namun tak jarang pemain kita terlalu asyik menyerang sehingga melupakan pertahanan. Serangan balik yang dilakukan para pemain Singapura bisa dimanfaatkan dengan baik. Akhirnya terciptalah gol yang tidak diinginkan oleh para pemain kita. Gol kedua Singapura diciptakan oleh Indra.
Hal ini membuat para pemain kita seperti dicambuk. Serangan demi serangan terus dibangun. Beberapa peluang pun hampir membuahkan gol. Dan akhirnya, ketika sepak pojok yang dilakukan oleh Atep tertuju pada Zaenal Arif, Zaenal tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung shoot on the target. Dan Goaaa....allll!!! Kedudukan imbang 2-2.
Kedudukan terus bertahan sampai peluit panjang dibunyikan. Dan dengan berat hati, baru kali ini timnas kalah di babak penyisihan. Sangat disayangkan sekali. Timnas harus menyerahkan diri pada Singapura. Tetapi yang lebih mengejutkan lagi adalah Vietnam yang bisa melaju ke babak semi-final. Masak sih kita kalah sama tim sekelas Vietnam?
Walaupun kalah, aku tetap puas melihat penampilan timnas malam ini. Ya, baru kali ini rasanya melihat Indonesia bermain taktis. Umpan-umpan maut berbahaya, tendangan jarak jauh Eka Ramdani dan Atep yang sangat akurat, Perpaduan antar-lini begitu terkoordinasi. Pokoknya aku puas malam ini—dan tentunya sangat tegang.
Setelah laga Indonesia kontra Singapura, kabarnya Peter Withe dipecat. Hmmm...suatu tindakan yang tegas dari PSSI mengingat selama ia melatih prestasi timnas biasa saja, tak ada yang istimewa. Walaupun dari permainan lebih berkembang, kita juga harus menargetkan hasil. Betul?
Iraha atuh Indonesia juara deui? Maenya kudu balik deui ka jaman bareto? Iraha deui atuh klub-klub di urang bisa ngalawan tim sakelas AC MILAN, LAZIO jeung FIORENTINA? Saha deui atuh pamaen urang nu maen di serie-A lian ti Kurniawan? Maenya kudu ngadagoan 30 taun deui? Da embung atuh!!!
No comments:
Post a Comment