Saturday, June 23, 2007

FEELING THIS

Dey, kenapa mesti kayak gini? Kenapa aku serasa jauh sekali denganmu. Padahal kita dekat. Di kampus kita sering bertemu dan bertatap muka. Kau sering tersenyum setiap kali kita bertemu. Aku sering menyapa. Begitupun sebaliknya. Tapi sekarang, kita hanya bisa memalingkan wajah seakan kau dan aku tak pernah bertemu sebelumnya. Mungkin aku hanya sebatas makhluk luar angkasa dan kau manusia. Kau menganggapku alien dan sebaliknya, aku menganggapmu bukan bangsaku—alien.

Sudah setahun kulewati. Unisba sama saja seperti biasa. Aku tak menemukan pencerahan di sini. Lebih banyak menemui wanita-wanita cantik berdandan menor dengan senyuman penggoda iman. Pakaian yang mereka kenakan seolah memberi sinyal bahwa semua orang bisa menikmati lekukan—mungkin juga keindahan—agung yang memabukkan. Temanku bilang, setiap hari selalu saja ada ”barang baru” di sini. Maksudku, wanita cantik yang berbeda dari hari ke hari. Dan memang seperti itulah adanya.

Hari ini, aku menjumpai sepasang manusia—lelaki dan wanita—melakukan kissing di depan umum. Aku tak tahu apakah mereka adik kakak atau suami-istri yang belum resmi menikah. Yang pasti aku sedikit shock melihat adegan sepeti itu. Jujur, bagiku ini sangat aneh. Pergaulan yang tidak jelas. Namun pada akhirnya, aku teringat kembali peristiwa tempo dulu. Jar, Angga, masih ingat lomba debat di UPI dengan tema Smookin in front of public is a criminal? Nah, aku pengen sedikit memberi masukan buat panitia debat gimana kalo sedikit dirubah judulnya menjadi Kissing in Front of Public is a Criminal. Setuju?

OK, kembali pada topik semula. Dey, sepertinya ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku. Dari tatapan matamu, jelas aku merasa ada yang tidak beres antara aku dan kamu. ada sesuatu yang kau sembunyikan. Tapi aku tak tahu apa itu.

Aku minta maaf jika membuatmu marah. Aku juga minta maaf jika tingkah laku dan ucapanku terlalu menyimpang dari standar kemanusiaan. Jujur, aku minta maaf. Tapi aku merasa tak pernah memperlakukanmu seperti itu.

Aku hanya minta penjelasan logis atas semua ini. Kenapa harus seperti ini? Kenapa seakan kita tak pernah saling kenal sebelumnya? Kenapa kau seakan menjauh? Adakah alasan logis dari semua ini?

Aku ingat ketika pertama kali kita bertemu. Aku tak tahu siapa dirimu. Begitupun sebaliknya. Kita disatukan oleh sistem. Kita bertemu di satu kesempatan dan saling kenal. Aku senang bisa berteman denganmu. Apa kau ingat momen saat kau melempar bola padaku dan kusambut dengan menyebut namamu? Apa kau tak ingat hari dimana aku harus mempresentasikan semua kegiatan kita dan kau mendampingiku dalam melakukan tugas ini? Apa kau tak ingat hari dimana rambutmu masih original dan belum dimodif seperti sekarang? Dey, terus terang aku masih ingat semuanya. Aku masih menyimpannya. Aku masih merindukan saat-saat itu. Sungguh!

Mungkin aku orang yang tidak terlalu peka—sensitif—terhadap perasaanmu. Mungkin juga aku terlalu bodoh untuk menjadi seorang lelaki. Seharusnya aku tercipta untuk mengerti. Tapi aku hanyalah aku. Aku tak bisa menjadi siapapun atau apapun yang kau minta. Aku adalah aku.

Aku harap kau bisa mengerti situasi ini. Bagiku, ini adalah hal tersulit. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Apalagi yang harus kulakukan untuk membuat semuanya berubah seperti dulu.aku sungguh tak tahu.

Maaf jika tulisan ini membuatmu marah kembali. Aku tak bermaksud memperkeruh suasana yang telah keruh. Aku hanya menumpahkan segala keluh-kesahku atas apa yang telah terjadi. Semua telah berlalu dan aku harap kita tetap satu. Tak ada lagi sesuatu yang kau sembunyikan. Tak ada lagi acara buang muka diantara kita. Jujur, ini sangat melelahkan hatiku.

Terakhir, aku harap kita bisa kembali seperti biasa. Menyapa dan saling tersenyum. Aku selalu mengingat momen ini. Senyum manis selalu tersungging dari barisan gigi-gigi kecil yang rapi. Seuntai kata selalu kau ucapkan.

Dey, di sini aku masih berharap. Berharap sesuatu akan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Aku butuh dirimu karena sesuatu telah terjadi pada diriku. Aku perlu bicara sesuatu dan ini sangat pribadi. AKU dan DIRIMU.


Bandung, 12 Juni 2007

Dey, sesuatu terjadi dan kau harus mengerti

No comments: