Malam sunyi tak tergetarkan
Renungan sepi menyelimuti
Relung jauh dalam dirku
Berbisik,
Berkata malu-malu,
Menelusuk jauh
Tentang sesuatu yang ingin kuucap
Tentang jiwa yang terus kucari
Tentang seseorang
Memikirkanmu adalah waktu yang terus kubuang
Membayangkanmu tak ubahnya menyiksa diri dengan sabuk silice
Tajam, berduri, menyeramkan, dan berdarah-darah
Sebuah kebodohan adalah mengenal dirimu
Menghimpit ruang, melambung jiwa
Meletup-letup bak pistol
Menerjang,
Menerawang,
Dan sampailah pada satu titik
Kupunya sayap
Tapi tak bisa terbang
Hanya bersamamu kubisa melayang
Kau adalah sayapku yang tertinggal
Oh, sayap jiwaku
Terlalu lelah mengejar
Kau terlalu cepat dan menyiksa
Kembalilah,
Dan menyatulah denganku
Kau tercipta untukku
Takdir telah menggariskan kita untuk bersatu
Tak ada kata selain satu, sayap jiwaku
note: Puisi ini kubuat di saat orang lain terlelap tidur sedangkan aku terjaga. Terjaga dari semua hal yang membuatku gila akhir-akhir ini karena aku terlalu pengecut. Kucoba berlari untuk menghindar, tapi tak bisa dan tak kan pernah. Satu-satunya cara adalah aku harus jujur, jujur terhadap diriku sendiri bahwa dia adalah penerang, penyemangat, oase.
Terserah kau anggap ini 'annoying' or something else. Aku hanya berusaha untuk jujur. Jika seandainya aku tak bisa berterus terang padamu, setidaknya kau tahu apa yang sebenarnya. For 'little girl' who always shapes my dream...
Saturday, May 31, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment